Wednesday, May 22, 2013

Meningkatkan Asupan Makan Pada Pasien Kanker


Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dengan cara multiplikasi dengan cepat dan menyebar ke jaringan sekitarnya. Sel kanker akan merusak jaringan tubuh yang berakibat gangguan fungsi organ yang terkena sel kanker. Berbagai faktor risiko kanker yang telah diteliti antara lain faktor lingkungan yaitu polusi, bahan kimia dan virus serta konsumsi bahan makan karsinogenik. Efek samping pengobatan pada kanker juga menimbulkan masalah asupan makan yang berisiko terjadi gizi kurang.



Kanker dan Gizi Kurang

Penelitian di rumah sakit menunjukkan bahwa pada saat pasien pertama kali didiagnosis kanker terdapat 50 persen pasien mengalami penurunan berat badan dan status gizi kurang. Pada kanker stadium lanjut pasien sering jatuh ke dalam kondisi kurang energi protein (KEP) yang dikenal dengan kaheksia. Kaheksia adalah kumpulan gejala  yang ditandai dengan anoreksia, penurunan berat badan, kehilangan masa otot, disfungsi organ, hipoalbuminemia, peningkatan kebutuhan basal dan gangguan metabolisme zat gizi serta kelemahan. Mekanisma kaheksia dan anoreksia pada kanker dapat dijelaskan melalui peran citokin tubuh.  Pada saat bibit kanker masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan merespon dengan memproduksi mediator protein yaitu citokin. Citokin diduga akan mempengaruhi sel otak dengan memunculkan gejala anoreksia. Citokin ternyata juga mempengaruhi metabolisma lemak dan glukosa hati



Efek Samping Terapi Kanker

Sampai saat ini tindakan medis yang dilakukan untuk terapi kanker adalah pembedahan, radiasi, kemoterapi dan transplantasi. Terapi melalui imunonutrisi sudah mulai dikembangkan dengan menggunakan berbagai zat yang diduga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker yaitu asam lemak tak jenuh ganda, arginin, glutamin, vitamin A, C dan E.  

Pembedahan bertujuan untuk mengobati kanker secara lokal dan regional dengan mengangkat tumornya saja atau mengurangi ukurannya. Efek samping dari pengobatan ini sangat ditentukan oleh lokasi tumor. Terapi tumor pada usus dengan tindakan reseksi usus baik parsial atau total akan menurunkan absorpsi zat gizi oleh karena jumlah vili usus yang berkurang(1.3).

Penyinaran atau radiasi pada prinsipnya adalah membunuh sel kanker sebanyak mungkin dengan mengusahakan agar jaringan sehat sekitarnya menerima dosis yang minimal. Biasanya  dilakukan 25-30 kali penyinaran, 5 kali dalam seminggu.

Efek samping penyinaran yang berdampak pada status gizi sangat ditentukan oleh lokasi tumor yang disinar. Apabila penyinaran pada daerah kepala dan leher, maka efek sampingnya berupa kesulitan mengunyah, menelan, saliva mengental dan asam, karies gigi. Dampak penyinaran umumnya terjadi pada minggu ke-2 atau ke-3 penyinaran dan berakhir sampai 2 – 3 minggu setelah penyinaran, tetapi ada yang berlanjut sampai beberapa bulan setelahnya.

Terapi kanker dengan kemoterapi merupakan pengobatan kanker secara sistemik dengan tujuan menghambat pertumbuhan sel kanker. Efek samping yang timbul secara langsung terjadi dalam waktu 24 jam pengobatan, berupa mual dan muntah yang hebat, sehingga akan mempengaruhi asupan makan. Di RSCM 30 persen pasien kanker dengan terapi radiasi dan kemoterapi mengalami gangguan saluran cerna.



Pengaturan Makan

Pengaturan makan pada pasien kanker bertujuan untuk mengurangi efek samping terapi sehingga pasien dapat memenuhi kebutuhan zat gizi melalui menu yang seimbang. Masih ada beberapa perbedaan pendapat tentang pemberian makan pada pasien kanker. Ada yang menganjurkan pemberian diet energi dan protein tinggi, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa pembatasan energi dan protein akan menghambat pemecahan sel kanker. Dengan adanya kemoterapi yang dapat menghambat pemecahan sel kanker, maka pemberian makan dengan energi dan protein tinggi dapat diterima(1.3).
Secara sederhana perhitungan kebutuhan energi pada pasien kanker bergantung pada kondisi pasien, dengan nilai berkisar 28-42 kcal/ kg berat badan/hari. Pada kasus gizi kurang, kebutuhan energi dihitung berdasarkan berat badan aktual dan pada kasus obese berdasarkan berat badan ideal. Komposisi zat gizi makro adalah protein 1.0-2.0 g/kg berat badan/hari, lemak 20-30 persen dari kalori total dan karbohidrat  50-60 persen kalori total(1.3).
Kebutuhan vitamin  meningkat sampai 10 kali di atas kebutuhan normal pada kasus-kasus KEP, stress metabolik, kelaparan dan alkoholik. Sedangkan kebutuhan  mineral terutama besi, cobalt, mangan, zink dan khromium dapat meningkat 2-5 kali dari angka kecukupan gizi. Pemberian mineral makanan sumber iodium dapat dikurangi bila pasien menjalani internal radiasi(1.3.4).
Kebutuhan cairan dihitung dengan dasar 35 ml/kg berat badan/hari atau 1500ml/m² luas permukaan tubuh per hari dengan penambahan 10 persen pada setiap derajat kenaikan suhu tubuh. Setelah penyinaran, tetapi ada yang berlanjut sampai beberapa bulan setelahnya(1). Terapi kanker dengan kemoterapi merupakan pengobatan kanker secara sistemik dengan tujuan menghambat pertumbuhan sel kanker. Efek samping yang timbul secara langsung terjadi dalam waktu 24 jam pengobatan, berupa mual dan muntah yang hebat, sehingga akan mempengaruhi asupan makan. Di RSCM 30 persen pasien kanker dengan terapi radiasi dan kemoterapi mengalami gangguan saluran cerna.

Obat Kanker dari Jamur Dewa, berkhasiat untuk mencegah dan mengobati kanker secara alami.

No comments:

Post a Comment